Hampir sebagian besar dari Kita semua pernah merasakan fall in love atau jatuh cinta. Ada cinta monyet saat masa kecil kita. Ada cinta main-main zaman masih pake seragam sekolah. Ada juga cinta serius waktu kita beranjak dewasa. Kita sudah mengalami berbagai jenis cinta, namun bagaimana dengan cinta terlarang?
Buat yang pernah mengalami, pastinya merasakan cinta jenis ini lebih spesial. Cinta terlarang padaumumnya terjadi waktu hubungan kita ditentang oleh orangtua, teman atau masyarakat. Ironisnya, semakin ortu melarang hubungan tersebut, semakin keras usaha kita buat melanjutkan hubungan. Fenomena ini dikenal sebagai efek Romeo dan Juliet.
Romeo dan Juliet merupakan sepasang kekasih yang berasal dari dua keluarga yang saling bermusuhan. Meskipun mereka berdua saling mencintai, namun hubungan mereka ditentang habis-habisan oleh keluarga mereka. Meski demikian Romeo dan Juliet tetap menjalin hubungan secara diam-diam. Kisah ini berakhir tragis ketika Romeo menelan racun dan Juliet bunuh diri, di mana akhirnya cinta mereka disatukan oleh maut.
Andai kata keluarga mereka rukun dan hubungan mereka direstui, mungkin rasa cinta yang timbul antara Romeo dan Juliet tidak akan sebesar itu. Hal ini bisa dijelaskan secara psikologis. Sebagai manusia, kita mau menjadi pribadi yang independen. Bebas menentukan pilihan sesuai keinginan sendiri. Kita tidak ingin dikendalikan oleh orang lain. Maka ketika “kebebasan” tersebut terancam, kita akan berusaha merebut kembali agar kita merasa sebagai individu yang autonom, bebas menentukan pilihan.
Dalam kasus asmara, larangan dari pihak lain merupakan ancaman terhadap “kebebasan” kita. Akibatnya kita berontak. Kita ingin merasa bahwa kita memegang kendali. Semakin ortu menentang, berarti semakin besar ancaman dan akibatnya semakin besar usaha kita untuk merebut kebebasan — dengan cara melanjutkan “hubungan terlarang” dengan si dia. Ketika kita melakukan ini, kita merasa makin sayang dengan pasangan. Ini merupakan suatu siklus:
Ortu menentang.
Akibatnya kita merasa dikekang, merasa kebebasan kita direnggut.
Kita mau merasa independen. Jadi apa yang harus kita lakukan?
Berikan kasih sayang lebih pada sang kekasih; tunjukkan ke ortu bahwa mereka tidak dapat merebut kebebasan kita.
Dengan tindakan “memberi kasih sayang lebih” tersebut, secara tak sadar perasaan kita pada pacar makin kuat.
Kembali ke tahap pertama
Nah, makanya cinta terlarang itu lebih nikmat senikmat minuman rasa coklat hehehehe.....
- Homemain page
- Aboutthe author
- Contact ussay hello
- Free Blogger Templates
- Subscribe to RSSkeep updated!

Rabu, 17 Juli 2013
Langganan:
Postingan (Atom)
Categories
- Dapet Di Sebelah (19)
- Lucu-lucuan (3)
- Sok Puitis (5)
Blog Archive
-
►
2018
(1)
- ► Januari 2018 (1)
-
►
2017
(2)
- ► Agustus 2017 (2)
-
▼
2013
(2)
- ► Maret 2013 (1)
-
►
2012
(13)
- ► Desember 2012 (3)
- ► April 2012 (2)
- ► Maret 2012 (3)
- ► Februari 2012 (2)
-
►
2011
(10)
- ► Desember 2011 (1)
- ► November 2011 (3)
- ► Oktober 2011 (2)
- ► April 2011 (1)
- ► Maret 2011 (1)
- ► Februari 2011 (2)
-
►
2010
(7)
- ► Maret 2010 (4)
- ► Februari 2010 (3)
Selamat Datang Di Dunia Ku
Sendiri Bukan Akhir Dunia
About Me

- yoko andi
- yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
- saat ini masih menikmati indahnya kesendirian, tidak semua sendiri itu membosankan, aku masih beranggapan sendiri itu indah..